Ketika Syaikh Utsaimin di Tanya Tentang Jenggot

 

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin



Pertanyaan:
Mohon pencerahan dari yang mulia mengenai hukum mencukur jenggot aau mengambil (memendekkan, mencabut, ed.), serta apa saja batasan jenggot yang syar’i itu?

Jawaban:
Mencukur jenggot diharamkan karena merupakan perbuatan maksiat kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam. Dalam hal ini, beliau bersabda,
“Perbanyaklah (perlebatlah) jenggot dan potonglah kumis.” (Sunan An Nasa’i, Kitabu az Zinah [5046])
Juga, karena hal itu keluar dari petunjuk (cara hidup) para Rasul menuju cara hidup orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik.
Adapun batasan jenggot, sebagaimana yang disebutkan oleh ahli bahasa yaitu (mencakup) rambut wajah, pada dua tulang dagu, dan dua pipi. Maka setiap rambut yang tumbuh di atas dua pipi, dua tulang dagu, dan dagu adalah termasuk jenggot.

Adapun mengambil sedikitpun darinya termasuk perbuatan maksiat karena Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
“Perbanyaklah (perlebatlah) jenggot).”
“Biarkan jenggot memanjang”
“Sempurnakanlah (biarkan tumbuh lebat) jenggot.”
Ini semua menunjukkan bahwa tidak boleh mengambil sedikitpun darinya. Namun, kemaksiatan dalam hal itu berbeda-beda; mencukur tentu lebih besar dosanya dari sekedar mengambil sebagiannya karena ia merupakan penyimpangan yang lebih serius dan jelas.
Sumber: Kitab Risalah Fi Shalatin Nabiy, karya Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 31.

0 Comments

Posting Komentar